Sabtu, 10 Januari 2009

Polisi berkoalisi dengan Polusi

Ahad, 11 januari 2009
Perempatan Senen, sekitar pukul 09:20
hari ini, tekad ku sudah bulat.. aji mumpung..
aku tengah berdiri, ambil posisi siap untuk menyebrang. mataku sesekali melirik lampu rambu-rambu lalu lintas disebrang jalan, berharap warnanya segera menjadi merah. sesekali melihat kearah lain, hingga mataku tertumbuk pada sebuah "plank" iklan rokok multimedia yang sungguh indah. lebih indah dari menonton layar tancap,hmm.. miniatur layar bioskop mungkin lebih tepat. bagus sekali bukan?

melihat 'benda' itu, tiba-tiba pertanyaan-pertanyaan dikepalaku yang telah lama mengendap tiba-tiba saja menggeladak seperti air yang tengah mendidih. meletup-letup.. dan seketika sebuah bunyi 'TING' terdengar nyaring, bersamaan dengan pendanganku yang lurus ke bawahnya, emnumbuk beberapa orang polisi lalu linta syang tengah berjaga. yah ide bagus.. kapan lagi? ujar sudut hatiku..

diseberang sana, lampu lalu lintas telah berubah warna menjadi merah yang rona, tanda bahwa kini aku telah diperkenankan melintasi jalan raya nan terbentang itu. dengan langkah pasti aku menyebrang, lalu berbelok mendekati seorang petugas polisi yang nampaknya tak sedang sibuk.

setelah memberi salam, aku pun langsung bertanya" pak, kenapa plank iklan rokok itu ada disitu? " tanyaku seperti pertanyaan anak SD yang sungguh-sungguh menunggu jawaban dari sang guru. "Oh, itu cuma iklan kok. sekalian memperbaiki pos polisi" ujarnya seraya menunjuk pos polisi dihadapannya. enteng, begitu jawabannya. yah, memang pos polisi tempat yang mereka naungi kini jauh lebih, nyaman dan indah dari sebelumnya.

"apakah memang dari perusahaannya atau dari polisi yang mengajukan proposal pak?" tanyaku lagi. (pertanyaan bodoh, pikirku)

"wah kalau itu saya nggak tahu.. coba tanya aja sama POLANTAS yang itu.." jawabnya menunjuk seorang polantas diseberang jalan, yang tengah sibuk menertibkan lalulintas.

tiba-tiba saja, seorang polisi lalulintas lain yang tak jauh dari tempatnya berdiri, menghampiri kami. " ada apa?" tanya nya.

"ini, mba ini tanya tentang iklan rokok yang diatas itu" jawabnya, sambil berlalu. seolah hendak berkata pada temannya, tolong 'diurus' orang ini.

aku pun emngulangi pertanyaanku semula. sang polisi pun menjawab. "itu iklan dari perusahaannya. karena iklan itu sekarang pos polisi nya jadi nyaman ditinggali. tempat para polisi lain berjaga." jelas sang polisi.

"oh.. "jawabku sambil tersenyum, tentu jawaban itu sudah kuduga sebelumnya.

"ada berapa banyak pak iklan seperti itu diatas tempat polisi?"
"wah.. kalau itu saya nggak tahu.. yang jelas banyak diJakarta"
"Oh.. cuma diJakarta aja ya pak?"
"mungkin iya, nggak tahu juga"

sejak diseberang jalan tadi, sebenarnya mataku telah tertumbuk pada sosok seorang polisi dengan kepulan asap yang berasal dari sebatang rokok yang dihisapnya. sosok itulah adalah pak polisi yang kini ada dihadapanku. lalu meluncurlah pertanyaan yang sejak tadi menggelitik..

" pak, ada larangan gak larangan polisi untuk merokok?"
wajahnya langsung berubah, tiba-tiba diatas alisnya nampak kerutan yang mengurat jelas.
"Nggak" pendek, denagn nada yang dingin. selintah kutangkap ada ekspresi salah tingkah. mungkin ia berpikir, jangan-jangan salah bicara? siapa anak ini? berani-beraninya bertanya seperti itu?

aku pun berlalu setelah mengucapkan terimakasih. sebenarnya aku tak cukup puas dengan dialog singkat itu. dan bodohnya, aku lupa melihat label anma yang tertera pada saku baju dinasnya. Ah, biarlah.. kuharap ini baru kali pertama.. bukan yang terakhir. sayangnya pula aku tak membawa camera atau apa saja yang dapat mendokumentasikan sang polsii yang sedang menghisap roko, juga berbagai plank iklan rokok yang tepat berada diatas pos pak polisi di Jakarta ini...

kasihan sekali Jakarta ini, sudah banyak polusi dari knalpot kencaraan.. ditambah poulusi rokok yang kita tak pandang tempat.. kaishan para ibu2 hamil, anak-anak,.. dan masyarakat lainnya yang ingin hidup sehat namun, dipaksa dan dijejali oleh kepulan asap-asap putih itu.. asap putih yang tak memiliki keputihan hati..

Sudut Dilematis, Ahad 11 Januari 2009

Duka Palestina, Duka Kita

ini adalah hari ke 16 sejak serangan besar-besaran itu kembali menyeruput Palestina. tidak! bukan 16 hari... tapi telah lama, sejak belasan tahun yang lalu.. atau bahkan sudah sampai puluhan tahun yang lalu.. derita itu masih saja menghujam palestina

hanya saja, luka itu kian menyayat palestina. ISRAEL kian unjuk taring kekejaman terhadap PALESTINA.. semua mata negara didunia terbelalak! namun, mengapa tak ada aksi yang nyata?? Resolusi perdamaian melalui naungan PBB adalah jawaban jitu menurut pandangan dari mata negara-negara itu.. tapi, berapa puluh kali perdamaian dari sebuah gencatan senjayta mampu meredam TEROR terhadap PALESTINA? jawabnya TAK SATUPUN!! bahkan kini tubuh PALESTINA kian TIRUS digerogoti ISRAEL laknatullah!

dan kini, Resolusi No 1860 yang dukung 14 anggota Dewan Keamanan PBB itu, bahkan tak memiliki kekuatan apa-apa saat AMERIKA ABSTEIN. sedang ISRAEL masih menjadi PEMBANGKANG yang ulung.

Oh, aku menatap wajah Condoleezza Rice dengan karakter wajah yang nampak sekali seorang yang keras. tentunya, ia adalah wanita yang hebat hingga bisa menduduki posisi menteri Luar negeri dari sebuah negeri adidaya Amerika serikat, sayangnya ia telah sama keras, bebal dan pekaknya terhadap nurani.. sebuah pertanyaan melintas di kepalku.. apakah wanita ini memiliki keluarga? apakah ia memiliki anak? jangan-jangan.. ia tak memiliki naluriah seorang ibu.. atau.. pertanyaan aneh ain pun muncul, jangan-jangan ia bukanlah seorang wanita.. karena kelembutan hati dan kehalsuan nurani tak lagi bersemayam dalam dirinya. Sempat aku berpikir, apakah ia tak pernah merasa dilematis dalam posisinya sekarang? menjadi pembela pada hal yang nyata-nyatanya adalah KEJAHATAN ?? Aneh.. sungguh aneh wanita ini.. jua negara yang menjadi penopangnya..

Apa isi Resolusi itu?
Selain gencatan senjata, Resolusi Nomor 1860 tersebut menyerukan dilaksanakannya penyaluran bantuan kemanusiaan tanpa hambatan ke Jalur Gaza.

dan ISRAEL menolak tegas.. nyata sekali bahwa mereka tak ada kata ampun bagi rakyat palestina, apalagi sekedar kata 'damai', entah sejak kapan kata itu sudah dimusnahkan dari kamus mereka.. mungkin, mereka memang tak patut lagi menyandang kata MANUSIA..

Sementara Mesir yang ditunjuk sebagai mediator terus mendesak HAMAS untuk menghentikan peluncuran ROKET agar ISRAEL mau merundingkan kata DAMAI. sementara israel sendiri tak bergeming dari serangan yang mereka luncurkan bahkan kian dahsyat memborbardir warga sipil palestina, lebih dari 800 warga Palestina Syahid, dan kebanyakan adalah wanita dan anak-anak.

Adapun Hamas kemarin mengatakan menolak resolusi PBB yang menyerukan gencatan senjata di Jalur Gaza karena isi resolusi itu bukan untuk kepentingan terbaik rakyat Palestina. ”Resolusi ini tidak sesuai dengan kepentingan terbaik rakyat Palestina. Resolusi ini tidak memperhitungkan aspirasi rakyat Palestina,” kata Raafat Morra, pejabat Hamas di Beirut, Lebanon.

Di Jalur Gaza, seorang pejabat senior Hamas juga mengatakan, ke>kern 351m ”Walau demikian, kami adalah aktor-aktor utama di lapangan di Jalur Gaza, kami tak diajak berkonsultasi tentang resolusi ini dan mereka tidak mempertimbangkan visi kami dan kepentingan rakyat kami,” kata pejabat penting Hamas, Ayman Taha.

sementara kita hanya mampu menatap pilu wajah-wajah bayi tak berdosa, anak-anak kecil yang luka dan berlumuran darah.. wanita-wanita yang sedia melindungi anak-anak mereka, lelaki-lelaki tangguh luarbiasa yang senantiasa berkobar semangat Jihadnya..

apa yang akan dilakukan oleh mereka para kepala negara dunia untuk memberantas KEKEJAMAN ini??

Ahad, 11 januari 2009
Sudut pilu yang tak kan pernah pupus dalam lantunan do'a