Kamis, 30 Oktober 2008

Gadis Tepi jendela

aku.. senang bersahabat dengan jendela,
entah sejak kapan..
saat aku berada disudut kamarku, jendela adalah tempat yang nyaman tempat ku bertengger dan menatap cakrawala nun jauh diluar sana..
saat pagi yang menyuguhkan pendar fajar menyingsing..
saat siang menghadiahkan terik tepat berada digaris vertikal memotong cakrawala..
saat petang, senja yang rona menampik pandangku.. memantulkan sahaja yang kilau,menumbuk pipiku lembut.....

dan, saat malam tiba..
ia menantangku... menyusuri gelap yang pekat, hingga saat malam mengejutkanku pada purnama yang menakjubkan..

aku, masih disini... ditepi jendela..
entah mengapa, tak kutemui kebosanan disisinya..

saat tubuhku terlambung ditara kepadatan bus-bus kota... tepi jendela tetap menjadi tempat favoritku..

aku tak peduli, apakah aku duduk.. atau berdiri.. aku, hanya ingin didekat jendela.

menatap setiap sudut kota yang pikuk namun lengang..
memandangi negeri yang tak kumengerti mengapa begitu tebal dengan poles namun, nyata keriputnya..

negeri ini.. negeri yang aneh.. dengan penghuni yang aneh...

aku, sungguh tak mengerti..
mengapa begitu banyak kutemui tubuh bernyawa yang terhampar bagai sampai diluar jendela? mereka lapar... dan aku tahu bagaimana rasanya lapar..

mereka gersang dengan terik, bergumul dengan debu, bersahabat dengan polusi... dan aku, bisa merasakannya..

ini, negeri yang sangat senang saling meracun! aku melihat kepulan asap beracun, sulit kudapati sudut yang tak dihuni kaum peracun ini... mereka hanya menghisap sepuntung rokok.. di bus, terminal, pusat perbelanjaan, pusat pemerintahan, lembaga pendidikan, masjid dan surau.. terminal.. ah..

sesak sekali!! mereka.. jahat sekali...
tuidak bisakah mereka hanya meracun diri mereka sendiri?

ini.. PEMBODOHAN pikirku... bahkan seorang gelandanganpun menghjisapnya.. bukankah lebih baik belikan sebungkus nasi? pikirku..

ini.. benar2 pembodohan..

mengapa iklan2 RACUN itu begitu indah dan megahnya menghias atap kantor pak polisi dengan layar sebesar layar bioskop?mengapa pak polisi menyuruh penghuni negeri ini merokok?pikirku.. apakah mereka cuga telah menjadi bagian dari PERACUN itu??

ini, pembodohan..

dimana pemerintah negeri ini?
oh ya, perusahaan rokok adalah penyumbang pajak terbesar katanya...
jika perusahaan roko ditutup, maka bagaimana nasib puluhan ribu buruh pabrik rokok?? begitu alibi mereka..
JAHAT!!!

apakah para buruh rokok itu tengah kaya dengan meng'hamba'kan diri di pabrik itu?? TIDAK!! itu jawabnya.. karena upah mereka amat minim.. dan bukankah itu artinya BODOH dan MISKIN akan tetap melencana di negeri ini???

swedih sekali rasanya...

mengapa banyak sekali pembodohan??

dan aku, masih saja menjadi gadis tepi jendela..

aku, masih ditepi jendela... mengintip 'guru utama' yang menghipnotis penduduk negeri ini.. TV!! dan lagi-lagi kulihat PEMBODOHAN didalamnya..

tak hanya pem bodohan.. tapi njuga PEMUSYRIKAN!!

lihat saja.. kian banyak iklan yang meminta kirim sms dengan REG spasi ... bla..bla..bla..

MAMA LAURENT lah.. MANJUR lah.. entah apa lagi... belum lagi penyedia sms chatting dan pemberian games gratis... ini pembodohan bagi generasi bangsa ini..

TAK ada yangs adarkah???

belum lagi tayangan2 lain yang minim pencerdasan..

ah, BODOH!
begitulah mungkin yang diharapkan orang2 yang mengaku pemilik kebijakan itu...

sedih sekali rasanya.. aku, terperangkap!! disini.. di tepi jendela..

kenapa aku hanya bisa jadi gadis tepi jendela..??

saat jemariku hendak menggapai keluar... ada kaca yang menghijab, dan aku.. hanya bisa memandang pilu..

ini sungguh negeri yang aneh..
mengapa banyak orang yang bebal dan pekak? tak adakah yang masih mau berletih-letih untuk berfikir?

ini.. sungguh aneh..
kian kuamati sekelilingku...
kian melembar tepi jendela yang menemaniku.. kian rebak perih itu menyelusup..

jendela dan tepi..
apakah dunia ini seperti jendela yang tak bertepi?
ataukah tepi yang tak berjendela?

Kamis,30 oktober 2008 -20.58-
Tepi Jendela,

Tidak ada komentar: