Jumat, 02 Oktober 2009

Kayak Monyet... (Seri Cerita Si Kecil)

saya tersentak!
saya menangkap basah seorang bocah lelaki,Syauqi (7th) sedang memegang sebuah alat pencukur kumis. ia menggoreskan alat pencukur itu beberapa kali pada betis kanannya, pada beberapa sisi. saya pun menghampirinya.

menyadari kehadiran saya, ia pun menoleh dan berhenti sejenak dari rutinitasnya. saya pun bertanya dengan nada yang lembut dan seolah olah tak tahu apa yang sedang dilakukannya "syauqi lagi nagpain?".

"Lagi cukur bulu kaki.." jawabnya polos.
"kenapa dicukur?" kejar saya.
"kalau nggak dicukur nanti bulunya jadi panjang" argumennya.
"Hmm.. mana, coba lihat.." ujar saya sambil menyelidik bulu kakinya. menurut saya tentu saja tidak terlalu panjang.
"syauqi nggak suka ya, punya bulu kaki yang panjang..?" tanya saya mencoba meraba perasaannya..
ia pun mengangguk, "Iya, kalau bulunya panjang.. nanti Uki kayak monyet! Uki nggak mau kayak monyet.."

Spontan, saya pun tertawa kecil mendengar penuturannya. ia pun tersenyum malu.
"Duh, maaf ya syauqi.. yu'ta ketawa.."kata saya, khawatir dia tersinggung karena sempat ditertawakan.
" syauqi kaat siapa kalau bulu kaki bisa panjang terus kayak bulu monyet?" selidik saya
"kata uki sendiri.." aku-nya..

dan diskusi kecil pun di mulai..
"Hmm, Syauqi.. pernah lihat bulu kaki bapak?"Tanya saya. dan ia pun mengangguk.
"Bulu kaki bapak itu nggak pernah di potong lho.. tapi, panjangnya nggak sepanjang rambut kita kan?" lagi-lagi iya mengangguk. "Nah, bulu yang tumbuh di kaki atau tangan kita ini juga rambut lho.. tapi beda sama rambut yang tumbuh dikepala kita.., karena itu walaupun rambut di kaki dan tangan kita tumbuh, tapi dia nggak bisa sepanjang rambut dikepala kita.. begitu syauqi.."

"coba syauqi pegang alis sama bulu mata syauqi"pintaku..
"alis dan bulu mata syauqi juga nggak pernah dipotong dari kecil kan?" ia masih mengangguk mendengarkan penjelasanku.
"Nah, itu karena alis dan bulu mata kita beda sama rambut dikepala kita"
"tahu nggak? Allah itu udah tahu banget mana yang harus panjang, dan mana yang nggak suah panjang. Allah itu sayang banget sama kita.. coba bayangin.. kalau alis atau bulu mata kita bisa panjang kayak rambut.. gimana?" tanya saya
"ya nggak bisa ngeliat lah.." pekiknya.
"bener syauqi.. nanti kita malah nggak bisa lihat.. sama seperti bulu kaki syauqi ini.. nanti nggak akan bisa sepanjang rambut. karena Alalh tahu.. kita, manusia itu beda sama monyet. makanya bulu kaki kita juga nggak bisa panjang kayak bulu kaki monyet". saya pun tersenyum memandangnya lekat.. ia pun tersenyum lebar..

"Kalau kucing?"tanyanya
"kucing.. juga beda sama manusia.. pernah lihat bulu kucing kan?"
Syauqi mengangguk.
"sama nggak sama bulu di tangan dan kaki kita?"
"nggak!"

"kalau burung?"
"syauqi pernahlihat bulu bebek atau ayam nggak?"
"iya, pernah"
"nah, bulu burung.. mirip sama bulu ayam dan bebek. jadi sama nggak sama bulu yang kita punya?"
Syauqi pu menggeleng.. "beda"
"Hmm.. pinter.. bulu burung,bebek dan ayam.. beda juga sama bulu kita.. kalau bulu di tangan dan kaki kita, kan halus.. tapi bulu bebek, ayam dan burung itu ada batangnya. syauqi pernah lihat kan?"
"iya ada batangnya.. uqi pernah liat"

"Nah, sekarang yu'ta tanya lagi.. kenapa syauqi cukur bulu di kaki syauqi? emang bulu-bulu itu jahat sama syauqi?"
syauqi menggeleng.
" atau .. bikin syauqi sakit?"
syauqi menggeleng lagi.

"Nah, kalau bulu kakinya nggak jahat, kenapa harus dicukur? Syauqi tahu nggak.. kalau setiap yang Allah ciptakan itu pasti ada manfaatnya.. sama kayak bulu kakinya syauqi ini. lagian.. kalau bulu kakinya di cukur kan, nanti juga akan tumbuh lagi.. malah lebih lebat" ujar saya tanpa bermaksud menakuti..

"Yah.. yu'ta.. kenapa nggak bilang dari tadi??!!! uki kan udah cukur bulu kakinya..!!" teriaknya agak menyesal..
"lagian.. syauqi langsung cukur aja.. bukannya tanya yu'ta dulu aklau mau cukur bulu kaki.." ujar saya seolah sewot, membela diri tak mau kalah.
"Hhh.. tadi kan uki liat cukurannya kak yeki diatas meja.. ya udah.. Uki cukur aja ke bulu kaki.." belanya pula.
Duh, beginilah kalau tak hati-hati menyimpan barang.. untuk cuma bulu kaki, coba kalau semua rambut ditubuhnya dicukur?? Wah.. kacau ini.. "hffh,.. dasar anak-anak.. " batin saya.

Well, lebih dari pada itu.. hati ku pun bertanya-tanya, jangan-jangan pernah ada selentingan komentar tentang bulu kakinya, sampai-sampai ia merasa tak nyaman dengan bulu-bulu halus itu..

saya jadi teringat saat saya masih duduk di kelas 1 SMP, saat itu saya sangat tidak nyaman dengan celetukan dan ledekan teman2 tentang rambut halus yang tumbuh di antara bibir atas dan dibawah hidung (baca:kumis-red). maklum, namanya cuga anak perempuan.. saya pun khawatir kalau kumis tipis itu terus saja tumbuh seperti kumis milik ayah saya.. akhirnya saya pun secara diam-diam mencari pisau cukur milik ayah.. sekali dua kali saya tak mampu menemukan tempat penyimpanannya, namun pada akhirnya saya pun mendapatinya tergeletak.. itulah kesempatan yang tak saya sia-siakan.. saya pun berusaha mencukur kumis tipis yang nampak menyebalkan itu.. tapi, entah karena memang saya tak lihai menggunakannya.. atau bagaimana.. tapi yang jelas, belum sedikitpun bulu-bulu halus pengganggu itu saya cukur, ternyata bagian bawah hidung saya itu malah terluka terkena pisau cukur yang tajam itu. Hffh.. setelah kejadian itu, saya tak berani lagi berusaha mencukur kumis tipis itu.. he.. kapok euy.. (tentu saja spekulasi saya saat itu bahwa kumis itu akan terus tumbuh menjadi lebat, hingga kini tak pernah terbukti. karena nyatanya kumis tipis itu tak pernah menunjukkan niatnya untuk tumbuh lebih dari kadar seharusnya yang dimiliki hormon wanita)


jadi, penting bagi kita orang dewasa untuk tidak mengkritisi atau bahkan mengomentari hal-hal fisik yang ada pada anak.. menurut Piaget, anak usia ini masih pada taraf berpikir konkrit. artinya, memberikan pengertian yang sederhana dengan-perumpamaan-perumpamaan yang mampu di jangkau oleh akalnya, akan membantu anak mengetahui mengapa Allah memberikan segala sesuatu yang ada ditubuhnya..



Ahmad Syauqi... he send love for everyone.. :)

Tidak ada komentar: