Jumat, 02 Oktober 2009

Ternyata, Kita Masih Belum Banyak Berbuat...

selalu ada saja skenarionya yang memintaku belajar banyak hal. bermula dari pencarianku menuju rumah pak RW, yang selama hampir lima tahun aku 'numpang' tinggal didaerah ini (pemuda) baru kali ini aku aku menjumpainya.. itu pun karena ada keperluan, ck..ck..ck..

kususuri gang-gang yang berliku, bermodalkan tanya sana-sini.. aku pun mengikuti lekuk-lekuk jalan setapak nan kecil dan sempit diantara padatnya rumah penduduk yang entah sudah tak karuan lagi aturannya.. mana belakang, mana depan.. mana samping.. well, begitulah Jakarta.

singkat cerita, tibalah aku disebuah rumah dengan pagar bercat merah hati, ada pohon belimbing yang mempercantik halaman rumah itu meski hanya sedepa luasnya. tapi itu cukup lumayan untuk kondisi rumah di Jakarta. setelah mengucap salam, maka terbukalah pintu rumah tersebut. seorang lelaki setngah baya keluar membukakan pintu pagar, seraya tersenyum ramah. tanpa bertanya ini itu.. ia langsung mempersilahkan ku masuk.. ehm, rasanya tersanjung sekali sebagai tamu.. karena biasanya, pertama kali yang ditanyakan pemilik rumah pada orang asing adalah"siapa?darimana?mauc
ari siapa? bla..bla..".
well, mungkin karena beliau salah satu tokoh pemerintahan di RW ini, pikirku.

setelah memperkenalkan diri, aku pun mengutarakan maksud kedatanganku.. beliaupun langsung merekomendasikan sebuah nama untuk emmbantu data yang kuperlukan."coba nanti langsung ke bu laila". bu Laila merupakan seorang kader posyandu yang sudah puluhan tahun mengabdikan diri dalam rutinitas sosial sebagai kader posyandu..

waktu kami tak banyak, namun sambil mencari data yang kuperlukan.. kami pun berbincang hangat.. kondisi-kondisi riil yang ada dimasyarakat, terutama untuk kawasan padat penduduk seperti jakarta. bagaimana sulitnya mencari orang-orang yang memiliki kepedulian untuk berbagi serta peduli terhadap kesulitan orang lain.. bagaimana sulitnya sebuah kerja sosial 'laku untuk dibeli' masyarakat. padahal banyak hal-hal yang belum tergarap.. dan semua itu tentunya perlu bagi kepentingan masyarakat itu sendiri. seorang ibu sejak ia gadis hingga hampir sepuh, masih menggarap posyandu. belum lagi program PAUD dan PNPM.. entah bagaimana pembagian tugas kerja ini.. bagaimana menstimulasi agar masyarakat memiliki kepedulian yang sama untuk kepentingan bersama. bukan hanya ramai saat tahu kegian ini itu yang ada "duit"nya.

Ah, mengapa pula aku harus melalang buana jauh hingga ke rembang Jawa tengah yang berbatasan dengan jawa timur sana.. nyatanya hikmah disini pun belum banyak ku gali.. Ah tidak! ini masalah ilmu.. bukankah banyak pula hikmah lain yang telah dihamparkan dihadapanku sejak pertama kali aku terdampar disana? mungkin Rabb ku ingin membuatku lebih banyak lagi belajar..

Aku hanya teringat pada tema suatu sore yang kuhabiskan menyimak dengan seksama tema kuliah informal sejarah islam ku sekitar empat tahun yang lalu.. "The Forgotten Queen" yang dikupas dengan ganasnya oleh pak Agung Waspodo selaku dosen yang menyihir kami untuk melahap tema itu dengan antusias.

kata-kata yang saya ingat adalah.. bahwa ada tiga bidang yang memiliki peranan penting bila dipegang muslimah. Sosial, pendidikan dan politik. peranan yang sangat strategis dan digarap banyak oleh para msulimah adalah bidang sosial dan pendidikan. dikedua bidang ini.. banyak peran yang melibatkan sentuhan tangan mereka.. namun, sangat jarang nama mereka terdengar.

disanalah titik hikmah itu, tentus aja ini merupakan sebuah sindiran bagi diri pribadi.. yang nyatanya masih belum banyak berbuat.. dan semoga saja tidak termasuk yang terlalu banyak bicara. saya jadi teringat denagn kalimat menarik yang tertuang dalam artikel seorang teman yang kini hendak dirilis dalam sebuah buku.. "Kepahaman pada segala aspek melalui penajaman keahlian (spesifikasi) pada suatu bidang"

menarik sekali..

Ah, semoga saja kita termasuk golongan orang-orang yang senang belajar untuk tak bicara banyak namun gemar berbuat banyak..

Tidak ada komentar: