Jumat, 02 Oktober 2009

Kemiskinan

Hmm, menurut saya kemiskinan itu bisa karena struktural dan juga kultural. sikatakan kemiskinan struktural terkait dengan pemerintah daerah setempat.. bukankah sekarang daerah sudah memiliki hak otonomi? dan saya kira kita semua sepakat bahwa tidak ada daerah di Indonesia yang tak memiliki potensi ekonomi bukan? masalahnya.. apakah pemerintah daerah setempat sudah mengoptimalkan SDM dan SDAnya dalam mengentaskan kemiskinan ini?

harus ada pencerdasan ekonomi serta stimulasi ekonomi mandiri dan bertanggung jawab bagi masyarakat setempat (sesuai daerah). pencerdasan ekonomi maksudnya pemerintah daerah merus mampu menyadarkan masyarakatnya agar wawasan dan pikiran mereka terbuka bahwa ada banyak potensi yang dapat mereka garap. stimulasi ekonomi mandiri adalah pemerintah sebagai fasilitator untuk (misalnya) membangun jaringan (pemasaran, dll), publikasi dan mendukung usaha masyarakat baik dari segi kebijakan, informasi2.. dll. sedang kata bertanggung jawab adaah usaha yang sportif dan tetap menjaga lingkungan.

kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang terjadi karena didalam masyarakat itu sendiri yang enggan keluar dari labirin kemiskinan itu, misalnya lemahnya etos kerja, sulit memulai usaha yang baru, dll.

daerah miskin memang akan mempengaruhi perkembangan anak, termasuk sosio emosional anak. hal ini tentu terkait dengan peran dan pola asuh orang tua. juga budaya setempat yang pastinya berpengaruh pula pada peran dan pola asuh orang tua yang secara tidak langsung akan berpengaruh pula pada sosio emosional anak.

menurut saya, pendidikan berbasis masyarakat bisa diterapkan pada komunitas ini.. pendidikan yang mengoptimalkan potensi masyarakat setempat. tentunya diperlukan pencerdasan terlebih dahulu bagi masyarakat setempat.. terutama para orang tua dan guru.

Goleman mengatakan bahwa perkembangan sosial emosional dapat berdampak pada perkembangan kognitif anak. karena itu setiap aspek perkembangan anak garuslah seimbang..

Best Regard,
Dewi Julita
Early Childhood Education
State University of Jakarta

(he..he.. nemu jejak komen ku di senuah artikel 16 febuary 2009 lalu.. )

Tidak ada komentar: