Jumat, 05 Desember 2008

Our Child, Our Leader

sepasang mataku tertumbuk pada sepasang bola mata nan bulat lagi jernih.. dalam sekali.. kutilik hingga ke dasar hatinya, namun belum kutemukan jawab yang kupinta.. ingin sekali kuhadapkan ia kedekatku, hingga ke dua lutut kami pun bertemu.. ku genggam kedua tangannya dengan lembut.. seraya mataku terus saja menatap sepasang matanya... ku hadiahkan senyum termanis yang kumiliki... dan tak sabar sebuah pertanyaan hendak meluncur dari celah kedua bibirku yang sejak tadi masih saja terkunci..

"nak,apa kabarmu? senangkah kau hari ini?" begitu kalimat mula yang akan terlontar.

"nak, apa yang kau citakan untuk masa depan?"

lanjutku memulai diskusi kecil kami, bersama mentari yang memantulkan sinar hangatnya... jua awan yang berarak-arak.. sengaja menaungi kami agar tetap merasa dalam keteduhan...

"jika kau menjadi ini dan itu, apa yang akan kau lakukan pada temanmu yang menjadi ini dan itu?" diskusi kami pun akan kian berkembang.. sesekali kami akan tertawa kecil, atau bahkan sedikit tergelak karena canda yang menyelip disela diskusi kecil kami saat itu..

sesekali pula kedua telapak tangan kami saling bertemu untuk bertepuk penuh semangat, atau sesekali.. jemariku membelai kepalanya lembut, sekedar memberi penguatan atas argumennya yang belum tentu terfikirkan oleh kita orang dewasa..

ah, begitulah seharusnya anak-anak Indonesia di stimulasi tentang kepemimpinan..

"Jika kamu menjadi presiden, apa yang akan kamu lakukan bagi para pemulung? kamu pernah melihat para pemulung bukan? mereka tinggal di rumah-rumah kardus.. didalam gerobak.. bahkan tidur di pinggir jalan.. mereka harus melewati hari yang terik, atau hari yang diguyur hujan deras... sementara mereka harus terus mengais plastik-plastik botol atau bekas minuman lainnya, agar mereka bisa makan hari itu... lelah sekali mereka berjalan.. menyusuri satu tempat ke tempat lainnya... bagaimana perasaanmu? apa pendapatmu?"

dari sanalah rasa sensitifitas mereka ditumbuhkan...

juga untuk berbagai profesi lainnya...

anak juga harus dikenal kan, bahwa dalam realita hidup ada berbagai jenis profesi.. bukan hanya dokter, guru, polisi, astronot, ... tapi ada pedagang asongan, penjual dipasar, psikolog, pengacara,dosen, supir, montir, pengusaha, karyawan, tukang sampah, pengasuh, dll...

mengetahui bagaimana jerih payah masing-masing profesi juga penting, hal ini akan menstimulasi rasa sensitifitas anak untuk menghargai setiap pekerjaan sekecil apapun. dan tak melihat atau membedakan peran seseorang dari jenis pekerjaannya karena mereka tahu bahwa profesi yang satu dengan yang lainnya saling membutuhkan serta memiliki peran masing-masing.

masalah kepimimpinna, tidak hanya berdasarkan kemampuan anak dalam mengisi soal-soal tentang kepemimpinan, yang perlu ditumbuhkan adalah hal-hal yang bersikap aplikatif dalam keseharian..

penting untuk mengetahui pikirin anak, juga pendapat-pendapatnya... disitulah intelektualitas dan benih jiwa kepemimpinan itu bermula. bagaimana anak mampu memecahkan masalah.. serta bagaimana anak mau untuk memikirkan hal-hal yang belum terjadi dan kemungkinan akan terjadi... espectation (harapan)...

artinya, kita juga telah mengajarkan anak menjadi pribadi yang antisipatif.. jangan sampai masalah datang melampaui batas kemampuan solusiya...

melihat pemimpin masa depan, maka lihatlah anak-anak dimasa kini. lihatlah perangai mereka...

sejenak bercermin pada diri, pola asuh seperti apakah yang tengah kita terapkan? teladan apa kah yang mungkin tanpa sadar kita perlihatkan? kata-kata apa saja yang pernah terlontar dari mulut kita dan ternyata terekam baik oleh mereka?...

stimulasi perkembangan seorang anak tak hanya di pengaruhi oleh potensi alami yang ia miliki, akan tetapi juga terdapat pada pengaruh lingkungan terutama orang dewasa disekelilingnya...

Best regard,
TaqiyaAsywaq

bersama dingin, Thursday, 4 December, 2008 10:32 PM

Salam hangat penuh persaudaraan
semoga hari ini penuh hikmah
Semoga ALlah senantiasa memudahkan langkah2 kita menujuNya

Tidak ada komentar: